Minggu, 29 November 2015

BAB 3. KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

NAMA            : ROBI ARDIANSAH
KELAS           : 1ID10
NPM               : 36415226
BAB                : 3


BAB 3. KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

A.                PENDEKATAN KESUSTRAAN
IBD, yang semula dinamakan basic humanities, berasa dari bahasa inggris the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari the humanities orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Jadi the humanties berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo humanus.
Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities, disamping tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan ke dalam the humanities masih dapat di perdebatkan, dan kadang-kadang di sesuaika  dengan keadaan dan waktu. Pada umumnya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, dan sebagainya.
Cabang dari the humanities, seperti misalnya ilmu bahasa, seni memegang peranan yang penting, karena nilai-nilai kemanusiaan yang di sampaikannya normatif.
Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi, karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya.
Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sasta adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
IBD adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester, sebagai bagian dari MKDU. IBD tidak dimaksudnya untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (The Humanities). Akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya.
Orientasi The Humanities adalah ilmu dengan mempelajari satu atau sebagian dari disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.

B.        ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Istilah prosa banyak padananya. Kadang-kadang disebut narrative fiction, proses fiction saja. Dalam bahasa indonesia istilah tadi serong di terjemahkan menjadi cerita rekaan dan di definisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rejaan umunya di pakai untuk roman, atau nocel, atau cerita pendek.
Dalam kesusastraan indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
A.           Prosa lama meliputi
1.         Dongeng-dongeng
2.         Hikayat
3.         Sejarah
4.         Epos
5.         Cerita pelipur lara
B.            Prosa baru meliputi
1.         Cerita pendek
2.         Roman/novel
3.         Biografi
4.         Kisah
5.         Otobiografi
C.                NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan perkataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewar sastra. Adapun nilai-nilai yang di peroleh pembaca lewat sasta antara lain  :
1.        Prosa fiksi memberikan kesenangan
       Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan.
2.        Prosa fiksi memberikan informasi
       Fiksi memberikan sejenis yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.
3.        Prosa fiksi memberikan warisan kultural
       Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
4.        Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
D.                ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/unsur dari kebudayaan, kalau diberi batasa, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa estetik, yang secara padu dan utuh di padatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi di sebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1.        Figura bahasa ( figurative language ) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2.        Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.        Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.        Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5.        Pengulangan, yang berfungsi unutk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
Dibalik kata-katanya yang padat, ekonomis dan sukar dicerna maknanya itu, puisi berisi potret kehidupan manusia.
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan ilmu budaya dasar adalah sebagai berikut :
1.        Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
     Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang terbatas.
2.        Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
     Dengan membaca puisi mahasiswa dapat di ajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri, karena memalui puisi sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.
3.      Puisi dan keinsyafan sosial
     Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa
-          Penderitaan atas ketidak adilan
-          Perjuangan untuk kekuasaan
-          Konflik dengan sesamanya
-          Pemberontakan terhadap hukum tuhan

Puisi-puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih ( yang terpaut didalamnya kasih sayang, cinta, kemesraan dan renungan

BAB 2. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

NAMA            : ROBI ARDIANSAH
KELAS           : 1ID10
NPM               : 36415226
BAB                : 2

BAB 2. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A.      MANUSIA
   Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari banyak segi. Manusia merupakan kelompoksosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), makhluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat), dan lain sebagainya.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia
1)        Manusia itu terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu
a.       Jasad, yaitu : badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dan di raba dan difoto, dan menempati ruang waktu
b.      Hayat, yaitu : mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak
c.       Ruh, yaitu : bimbingan dan pimppinan tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan menciptakan yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kbudayaan
d.      Nafs, dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri
2)        Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
a.       Id, yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak. Id merupakan libido murni, atau energi psikis yang menujukan cirialamai yang irasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcious)
b.      Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali di bedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian ‘’eksekutif’’ karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c.       Superego, merupakanstruktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal, jadi superego merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.

B.       HAKEKAT MANUSIA
a.        Mahluk ciptaaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat di lihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat di dalam tubuh, tidak dapat di lihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
b.        Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika di bandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempurnaannya terletak pada adab dan kebudayaannya, karena manusia di lengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat pada  manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur uang hanya terdapat pada manusia misalnya :
1)        Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia tidak nerhasil mengetahui sesuatu.
2)        Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan keindahan. Seseorang merasa senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak indah.
3)        Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan. Seseorang merasa senang apabila sesuatu itu baik, sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.
4)        Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, ia merasa tinggi, angkuh, dan sombong, sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya ua merasa rendah diri (minder)
5)        Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, ia ikut senang, apabila orang gagal, memperoleh musibah, ia ikut sedih.
6)         Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan. Seseorang merasa tentram jiwanya apabila ia tawakal kepada Tuhan, yaitu mematuhi segala perintah - nya dan menjauhi larangan – nya.
Adanya kehendak dari setiap manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan menurut moral.
c.       Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai mahluk hayati, manusia dapat di pelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi, patalogi, genetika, biodemografi, evolsi biologisnya, dan sebagainya. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat di pelajari dari segi-segi :
Kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dan sebagainya.
d.      Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
Soren kienkegaard seorang filsuf denmark pelopor ajaran ’’eksistensialisme’’ memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah mahluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi), memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula. Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis dan religius.
C. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam masyarakat barat, dimana konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting, biasanya menganalisis jiwa manusia dengan terlampau banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan analisi tersendiri.
                                                                                                                  Menurut Francis L.K.Hsu, mahluk manusia masih memerlukan suatu daerah isi jiwa tambahan untuk memuaskan suatu kebutuhan rohaniah yang bersifat fundamental dalam kehidupan manusia.
Konsep yang dapat di pakai sebagai landasan untuk mengembangkan konsep lain itu, menurut Francis L.K.Hsu adalah konsep jen dalam kebudayaan cina yaitu manusia yang berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian.
D.    PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Seorang antropolog yaitu E.B.Taylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut : Kebudayaan adalah kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang di dapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan perkataan lain kebudayaan mencakup kesemuanya yang di dapatkan atau di pelajari oleh manuisa sebagai anggota masyarakat.
      Selo Sumajan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang di perlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasulnya dapat di abdikan untuk masyarakat.
E.     UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
      Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Misalnya daalam kebudayaan indonesia dapat di jumpai unsur besar seperti umpanya majelis permusyawaratan rakyat dan unsur-unsur kecil seperti sisir, kancing, baju, peniti dan lain-lainnya yang di jual di pinggir jalan.
      C,Kluckhohn di dalam karyanya berjudul universal categories of culture mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu :
1.      Sistem religi (sistem kepercayaan).
2.      Sistem organisasi kemasyarakatan.
3.      Sistem pengetahuan.
4.      Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi.
5.      Sistem teknologi dan peralatan.
6.      Bahasa.
7.      Kesenian.
F.     WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu
1.      Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia :
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.
2.      Kompleks aktivitas :
Berupa aktivitas manusia yang salung berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain dari detik ke detik, hari ke hari, dan dari tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkanadat tata kelakuan.
3.      Wujud sebagai benda :
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang kongkret bisa di sebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada benda yang bergerak.
G.    ORIENTASI NILAI BUDAYA
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
A.      Hakekat hidup manusia ( MH )
Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstem; ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik, “mengisi hidup’’
B.       Hakekat karya manusia ( MK )
Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
C.       Hakekat waktu manusia ( WM )
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang akan datang
D.      Hakekat alam manusia ( MA )
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula kebudayaan yang beranggapan manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.
E.       Hakekat hubungan manusia ( MN )
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandangan individualistis ( menilai tinggi kekuatan sendiri ).
H.    PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat lainnya.
Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh karena ia mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lainnya. Artinya, karena terjadi hubungan antar kelompok manusia di dalam masyarakat.
Terjadi gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
1.      Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
2.      Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempatmereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakt dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat.
Proses akulturasi di dalam senjarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa silam. biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnya dan antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan perdagangan, pemerintahan dan sebagainya. Pada saat itulah unsur-unsur masing-masing kebudayaan saling menyusup. Proses migrasi besar-beasaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut. Beberapa masalah yang menyangkut proses tadi adalah :
A.      Unsur-unsur kebubudayaan asing manakah yang mudah diterima,
B.       Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima,
C.       Individu-individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur yang baru,
D.      Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut,
1.        Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah di terima adalah :
a.              Unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya, Contohnya alat tulis menulis yang banyak di pergunakan orang indonesia di ambil dari unsur-unsur kebudayaan barat.
b.             Unsur-unsur yang terbuktu membawa manfaat besar, misalnya radio, komputer, telephone yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat komunikasi
c.              Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi yang dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang sederahana, dapat digunakan untuk memperlengkapi pabrik-pabrik penggilingan
2.        Unsur-unsur kebudayaan yang sulit di terima oleh seseuatu masyarakat adalah misalnya :
a.       Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
b.      Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. Nasi sebagai makanan pokok sebagian besar masyarakat indonesia sukar sekali diubah dengan makanan pokok yang lainnya.
3.        Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
4.        Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi
     Berbagai faktor yang mempengaruhi di terima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru di antaranya :
1.      Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2.      Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran unu terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus di sensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3.      Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4.      Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5.      Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah di buktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
I.       KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
      Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang di laksanakan manusia.
      Hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapt di pandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta memalui tiga tahap yaitu :
A.    Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengeksoresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat mejadi kenyataan buatan manusia.
B.     Obyektivitasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
C.     Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat di sergap kembali oleh manusia, maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi.
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadapap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.